Kepuasan kerja perlu dipantau dampaknya dengan mengaitkan kepada
output yang dihasilkan. Mengenai konsekuensi kepuasan kerja, menurut Davis
dan Newstrom (2002) mengemukakan pendapatnya sebagai berikut :
1. Absenteeism
Kepuasan kerja (job sataisfaction) karyawan yang tinggi cenderung untuk
tidak sering absen dan karyawan yang kurang puas cenderung lebih sering
absen.Absen karyawan juga disebabkan karena sakit, dan izin.
2. Labor turnover
Kepusan kerja (job satisfaction) yang lebih tingi berkaitan erat dengan
rendahnya tingkat perputaran karyawan (labor turnover). Para karyawan
yang merasa lebih puas, kemungkinan besar akan lebih lama bertahan,
sebaliknya para karyawan yang kurang puas biasanya menunjukkan
tingkat perputaran karyawan yang tinggi.