DART Sebagai Determinan keberhasilan Customer Value Co-Creation (skripsi dan tesis)

Dialogue, Access, Risk Assessment, dan Transparency (DART) merupakan determinan Co-Creation yang diusulkan dan diperkenalkan oleh peneliti utama dalam Co-Creation yaitu (Prahalad dan Ramaswamy, 2004a) semenjak saat itu DART telah diteliti dan divalidasi berulang-kali, yang berdasarkan penelusuran

 

peneliti tidak kurang terdapat lebih dari 130 entri penelitian mengenai upaya validasi DART dengan hasil cukup memuaskan, meskipun selalu ada usulan untuk mencari faktor-faktor lain untuk menjelaskan keberhasilan Co-Creation.

Lebih lanjut, menurut  (Prahalad dan Ramaswamy, 2004b) menjelaskan bahwa untuk meningkatkan proses pengetahuan organisasi diperlukan adanya interaksi antara konsumen dengan perusahaan sebagai wadah dari penciptaan nilai. Ini juga menggambarkan dibutuhkannya penciptaan bersama melalui blok kunci bangunan yaitu : dialog, akses, penilaian risiko, dan transparansi yang disingkat dengan The Dart yaitu:

  1. Dialog

Dialog atau pembicaraan yang terjadi antara konsumen dan perusahaan harus fokus pada kepentingan keduanya, berarti Perusahaan harus lebih dari sekedar mendengarkan konsumen. Selain itu juga di harapkan adanya rules of engagement dan productive interaction. Dialog berarti sifat interaktif, keterlibatan mendalam, dan kecenderungan untuk bertindak pada kedua belah pihak. Diperlukannya pemahaman empati untuk membangun pengalaman di sekitar apa yang konsumen alami, mengenal konteks emosional, pengalaman sosial dan budaya. Ini pengetahuan dan komunikasi antara dua pemecah masalah yang sama. Dialog menciptakan dan mempertahankan sebuah komunitas yang loyal.

 

 

 

 

  1. Akses

Akses di mulai dengan adanya informasi dan peralatan, dapat berupa internet. Suatu perusahaan dapat memberikan akses data mengenai desain dan proses kepada konsumen. Fokus tradisional dari perusahaan dan rantai nilai adalah untuk menciptakan dan transfer kepemilikan produk untuk konsumen. Pada saat ini, tujuan konsumen adalah akses menuju pengalaman yang diinginkan, tidak selalu kepemilikan produk. Maka dari itu gagasan dari akses kepemilikan harus dilepaskan.

  1. Penilaian Risiko

Kebebasan untuk bertukar informasi, baik untuk mempekirakan maupun membagi risiko. Saat konsumen dan perusahaan menjadi Co-creator Value, permintaan informasi mengenai potensi risiko akan meningkat, mereka juga dapat lebih mempekirakan risiko yang akan datang. Risiko di sini mengacu pada probabilitas membahayakan konsumen. Manajer secara tradisional mengasumsikan bahwa perusahaan dapat lebih baik menilai dan mengelola risiko. Oleh karena itu, ketika berkomunikasi dengan konsumen, pemasar hampir seluruhnya berfokus pada mengartikulasikan manfaat, sebagian besar mengabaikan risiko.

  1. Transparansi

Transparansi diciptakan untuk menciptakan kepercayaan konsumen dan perusahaan, misalnya mengenai harga, selain itu transparansi juga untuk memfasilitasi apabila adanya potensi gangguan yang datang dalam interaksi. Kini informasi tentang produk, sistem bisnis menjadi lebih mudah di akses, sehingga menciptakan level baru dalam hal transparansi yang menyebabkan keinginan dari konsumen meningkat.