Model Pengukuran : Refleksif apa Formatif (skripsi dan tesis)

 

Desain model pengukuran untuk variabel laten terbagi atas dua yaitu bersifat refleksif atau formatif. Bagaimana membedakan keduanya? Hair et. al.(2006) dan Jogiyanto (2009) memisahkannya atas 4 syarat yaitu : (1) bagaimana hubungan kausalitasnya; (2) bagaimana sifat kovarian diantara indikator; (3) apakah ada sifat duplikasi yang kuat; (4) apakah ada hubungan indikator pada berbagai variabel.  Cara menentukan sifat hubungan indikator dan variabel laten tersebut kadangkala bisa terlihat dengan mudah pada keempatnya kadang tidak. Berikut penjelasan dari keempat cara tersebut. Pertama,hubungan kausalitasnya. Indikator refleksif disebabkan oleh konstruk sedangkan indikator formatif menyebabkan konstruk. Dapat pula diberi makna lain, apabila indikator tersebut cenderung bersifat penyusun, maka akan bersifat formatif, sedangkan bila indikator adalah hasil dari konstruk akan bersifat refleksif; Kedua, sifat kovarian. Pada hubungan refleksif, kovarian  antar indikator adalah tinggi karena seluruh indikator akan bergerak bersama, artinya perubahan satu indikator akan menyebabkan perubahan terhadap indikator lainnya. Sedangkan pada sifat formatif, diharapkan tidak memiliki kovarian tinggi dan tidak bergerak bersama. Ketiga, sifat duplikasi.  Apabila indikator memiliki kesamaan dasar konseptual (seluruh indikator mengindikasikan hal yang sama), maka akan bersifat refleksif. Akibatnya menghilangkan satu indikator tidak mengubah arti konstruk secara materi. Keempat, hubungan indikator pada berbagai variabel.  Pada sifat refleksif, semua indikator bisa berhubungan dengan variabel lain. Sedangkan pada hubungan formatif diharapkan terjadi pola hubungan yang berbeda dengan variabel lain.

Model Pengukuran : Refleksif apa Formatif