Potensi pengembangan (skripsi dan tesis)

      Menurut seed dkk (1962) dalam Hardiyatmo (2002) mendefinisikan potensi pengembangan (swell potential) adalah persentase pengembangan dibawah tekanan 6,9 kPa pada contoh tanah yang terbebani secara terkekang pada arah lateral dengan contoh tanah yang dipadatkan pada kadar air optimum sehingga mencapai berat volume kering maksimumnya.

      Menurut Victorine dkk (1997) dalam Syawal (2004) mengukur potensi kembang susut tanah diperlukan dua metoda yaitu pengukuran langsung dan tidak langsung.Metoda langsung dengan mengadakan pengujian sebenarnya terhadap pengembangan, metoda tidak langsung melibatkan klasifikasi dan sifat-sifat fisik tanah untuk memperediksi potensi kembang susut.

a.Metoda langsung ( direct method )

      Dalam menentukan besarnya potensi pengembangan (swell potential) untuk tanah ekspansif  dilakukan pengujian dilaboratorium dengan menngunakan alat type konsolidometer. Pengembangan yang diukur adalah pengembangan arah vertikal setelah tanah sampel digenangi air, ratio dari tinggi awal sampel kedeformasi didefinisikan sebagai persen pengembangan.

b.Metoda tidak langsung (indirect method)

      Seed dkk (1962) dalam Hardiyatmo (2002) memberikan klasifikasi nilai potensi pengembangan yang diperoleh dilaboratorium, dapat diperlihatkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Klasifikasi potensi pengembangan (Seed dkk,1962)

Derajat ekspansif Potensi pengembangan, S(%)
Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat tinggi

0 – 1,5

1,5 – 5

5 – 25

> 25

       Menurut Mechan and Karp (1994) dalam Day (1999) potensial mengembang dapat diketahui berdasarkan nilai prosentasi lempung (ukuran butir < 0,002 mm) dan indeks plastisitas seperti Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Hubungan potensial mengembang dengan IP (Day,1999)

No. %d<0,002 mm Indeks Plastisitas Potensial mengembang
1 0-10 0% – 10% Sangat rendah
2 10-15 10% – 15% Rendah
3 15-25 15% – 25% Medium
4 25-35 25% – 35% Tinggi
5 >35 >35 Sangat tinggi