Air Tanah (skripsi dan tesis)

 

Menurut Tirtomihardjo (2003), Air tanah menunjukkan sumber daya alam yang ketersediaannya, baik kuantitas (jumlah) maupun kualitas (mutu) air tanahnya tergantung pada kondisi lingkungan di mana proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah tersebut berlangsung pada suatu wadah yang disebut cekungan air tanah. Cekungan airtanah Merapi – Yogyakarta terletak pada lereng selatan Gunung Merapi yang dibatasi oleh Sungai Progo di sebalah barat dan Sungai Opak di sebelah timur dan di sebelah selatan dibatasi oleh Samudera Indonesia. Cekungan ini memiliki luas kurang lebih 1200 km2, dan meliputi tiga wilayah Kabupaten di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ketiga wilayah kabupaten tersebut adalah Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan Kabupaten Bantul. Sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, wilayah lindung resapan air di cekungan ini terletak di Kabupaten Sleman, namun dalam kenyataannya implementasi rencana ini tidak berlaku sehingga semakin banyak aktivitas penduduk mengganti lahan pertanian dan hutan di daerah resapan menjadi perumahan dan pemukiman,  hotel, sekolah, industri dan kegiatan lainnya. Akibat dari kegiatan ini dapat dipastikan bahwa siklus air di cekungan airtanah ini akan terganggu dan salah satu akibatnya adalah penurunan volume resapan air ke dalam airtanah dan  perubahan kebutuhan air yang akan meningkatkan eksploitasi sumber-sumber air. Disinilah diperlukan perhitungan kembali potensi sumber daya air dan memperkirakan efek dari perubahan lahan terhadap kesetimbangan air di wilayah ini.

Menurut Soemarto (1995), Air tanah adalah air yang menempati rongga-rongga dalam lapisan geologi. Lapisan tanah yang terletak di bawah permukaan air tanah dinamakan daerah jenuh (saturated zone), sedangkan daerah tidak jenuh terletak di atas daerah jenuh sampai ke permukaan tanah, yang rongga-rongganya berisi air dan udara. Karena air tersebut meliputi lengas tanah (soil moisture) dalam daerah perakaran (root zone), maka air mempunyai arti yang sangat penting bagi pertanian, botani dan ilmu tanah. Amtara daerah jenuh dengan tidak jenuh tidak ada garis batas yang tegas, karena keduanya mempunyai batas yang indipenden, dimana air dari kedua daerah tersebut dapat bergerak ke daerah yang lain atau sebaliknya. Beberapa pengetahuan yang menyangkut tanah seperti geologi, hidrologi, meteorologi dan oceanografi sangat berkepentingan dengan air tanah. Tetapi hidrologi air tanah dapat dipandang sebagai pengetahuan khusus yang merangkum unsur-unsur geologi, hidrologi dan mekanika fluida.

Geologi mempengaruhi distribusi air tanah, hidrologi menentukan pemasokan

(supply) air ke dalam tanah, dan mekanika fluida menjelaskan mengenai gerakannya. Ketersediaan air tanah di bumi tidak dapat terlepas dari siklus hidrologi dan komponen-komponen siklus tersebut. Bagi air tanah, komponen yang berpengaruh terhadap ketersediaannya adalah jumlah air hujan yang mengalami proses infiltrasi (peresapan ke dalam lapisan tanah) dan perkolasi (peresapan air ke dalam batuan di bawah permukaan) sebagai imbuhan air tanah. Pada proses infiltrasi dan perkolasi, tata guna lahan memiliki peranan yang sangat penting bahwa distribusi hujan setelah bersentuhan dengan bumi akan menaikkan imbuhan air tanah dan menurunkan limpasan (over land flow) atau sebaliknya. Komponen yang tidak kalah pentingnya memberikan pengaruh terhadap ketersediaan air tanah adalah ekstraksi (pengambilan air tanah), evaporasi (penguapan) air permukaan dan evapotranpirasi yang merupakan penguapan oleh sebab proses photosintesis tanaman.