Manfaat Formaldehid (skripsi dan tesis)

Formaldehid adalah bahan kimia yang ditemukan oleh Butlerov pada tahun 1859, dan telah digunakan secara komersial sejak tahun 1900-an. Dalam perdagangan, umumnya formaldehid berbentuk larutan yang mengandung      30%-56% formaldehid dengan 0,5%-15% metanol yang disebut formalin (Gerberich et al., 1980). Sekitar 30 tahun sejak ditemukannnya formaldehid, bidang kesehatan juga menggunakan formaldehid sebagai disinfektan dan pengawet jaringan atau organ anatomi (Suruda et al., 1993; Bedino, 2004). Dan telah diresmikan sebagai larutan pembalsam sejak tahun 1900 (Plunkett dan Barbella, 1977).

Formaldehid sengaja diproduksi manusia untuk memenuhi kebutuhan dalam berbagai bidang, misalnya bidang industri. Secara industri, formaldehid disintesis dari hasil oksidasi katalitik metanol (ATSDR, 1999). Katalis yang paling sering dipakai adalah logam perak atau campuran oksida besi dan molibdenum serta vanadium. Dalam sistem oksida besi (proses Formox), reaksi metanol dan oksigen terjadi pada 250° C dan menghasilkan formaldehid, berdasarkan persamaan kimia di bawah ini :

 

2 CH3OH + O2 → 2 H2CO + 2 H2O

 

Sedangkan katalis yang menggunakan perak biasanya dijalankan dalam temperatur yang lebih tinggi, kira-kira 650° C. Dalam keadaan ini, akan ada dua reaksi kimia sekaligus yang menghasilkan formaldehid; satu seperti yang di atas, sedangkan satu lagi adalah reaksi dehidrogenasi, seperti di bawah ini :

CH3OH → H2CO + H2

 

Bila formaldehid ini dioksidasi kembali, akan menghasilkan asam format. Di dalam skala yang lebih kecil, formaldehid bisa juga dihasilkan dari konversi etanol, yang secara komersial tidak menguntungkan (WHO, 1989).

Dalam bidang industri, formaldehid sangat penting keberadaannya karena formaldehid merupakan bahan kimia yang serba guna (Gerberich et al., 1994). Biasanya formaldehid digunakan sebagai bahan dasar perekat dan pengikat kayu seperti pada produksi plywood (kayu lapis), bahan campuran plastik, isolasi, pengawet dan anti kusut tekstil, bahan pengencer disinfektan, cairan pembalsam, dan pembersih rumah tangga. Di Amerika Serikat, formaldehid banyak digunakan dalam bidang industri kayu (60%), sebagai bahan kimia (30%), pembuatan plastik (7%), industri tekstil (2%), dan sebagai bahan pengawet dalam sabun, sampo, dll (1%) (Bedino, 2004).

Dalam industri perikanan, formaldehid digunakan untuk menghilangkan bakteri yang biasanya hidup di sisik ikan. Sedangkan dalam bidang pertanian, formaldehid digunakan untuk mengasapi tanaman agar mencegah jamur dan pembusukan tanaman, sebagai insektisida, dan sebagai pupuk (National Academy of Sciences, 2007).

Formaldehid menjadi salah satu dari 25 bahan kimia yang diproduksi secara besar-besaran di dunia (ATSDR, 1999). Pada tahun 1984, jumlah produksi formaldehid keseluruhan di Eropa mencapai jumlah 5.780 juta kg/tahun, USA 1.440 juta kg/tahun, Jepang 640 juta kg/tahun, beberapa negara Asia lain dan Australia 1.240 juta kg/tahun, dan Amerika Latin 230 juta kg/tahun. Tabel 2 di bawah ini menunjukkan gambaran produksi formaldehid di berbagai negara (WHO, 1989).

 

Tabel 2. Level Produksi Formaldehid (WHO, 1989)

 

Tahun Area Jumlah (juta kg)
1978 USA, 16 perusahaan 1073
1978 Kanada, 4 perusahaan 88
1979 USA, 16 perusahan 1003
1983 USA 905
1983 Jerman, 11 perusahaan 534
1983 Japan, 24 perusahaan 403
1983 Total produksi negara-negara besar 3200
1984 Total produksi negara-negara besar 5780
1985 USA, 13 perusahaan 941