Ciri-Ciri Proaktinasi Kerja

Menurut Ferrari (dalam Ghufron dan  Risnawati, 2011) sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi dapat terlihat dalam indikator tertentu yang dapat diukur dan diamati ciri – ciri tertentu:(a) penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas, (b) Keterlambatan dalam mengerjakan tugas akibat dari mengerjakan hal-hal lain yang tidak terlalu penting, (c) kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, (d) melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan.

Menurut Burka dan Yuen (1983) seorang prokrastinator memiliki karakteristik-karakteristik tertentu, yang disebut sebagai “kode prokrastinasi”. Kode prokrastinasi ini merupakan cara berpikir yang dimiliki oleh seorang prokrastinator, yang dipengaruhi oleh asumsi-asumsi yang tidak realistis sehingga menyebabkannya memperkuat prokrastinasi yang dilakukannya, meskipun mengakibatkan frustrasi. Kode-kode prokrastinasi tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Kurang percaya diri

Individu yang menunda biasanya berjuang dengan perasaannya yang kurang percaya diri dan kurang menghargai diri sendiri. Individu yang demikian ini kemungkinan ingin berada pada penampilan yang bagus sehingga menunda. Prokrastinator merasa tidak sanggup menghasilkan sesuatu dan terkadang menahan ide-ide yang dimilikinya karena takut tidak diterima orang lain.

  1. Perfeksionis

Prokrastinator merasa bahwa segala sesuatunya itu harus sempurna. Lebih baik menunda daripada bekerja keras dan mengambil resiko kemudian dinilai gagal. Prokrastinator akan menunggu sampai dirasa saat yang tepat bagi dirinya untuk bertindak agar dapat memperoleh hasil yang sempurna.

  1. Tingkah laku menghindari

Prokrastinator menghindari tantangan. Segala sesuatu yang dilakukannya, bagi prokrastinator seharusnya terjadi dengan mudah dan tanpa usah.

Tokoh lain yang juga mengemukakan mengenai karakteristik yang dimilikioleh seorang prokrastinator adalah Green (1982). Green menyatakan bahwa seorang prokrastinator seringkali terlambat dan menunda mengerjakan maupun menyelesaikan tugas.